Amankan Nataru 2020-2021 di Sumbar, 5.812 Personil Aparat Dikerahkan

oleh -
Kapolda Sumbar, Irjend Pol Toni Harmanto Rapat Koordinasi Lintas Sektoral dalam rangka Kesiapan Pengamanan Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 di Mapolda Sumbar, Padang, Senin (15/12).

PADANG, SR–Sebanyak 5.812 personil aparat dan petugas dikerahkan menghadapi Natal Tahun 2020 dan libur pergantian tahun 2020-2021(Nataru) di Provinsi Sumbar.

Sebanyak 5.812 personil tersebut, terdiri dari polisi sebantak 3.173 personil, TNI (353 personil) dan instansi terkait (2.286 personil). Ribuan personil aparat dan petugas tersebut, akan bertugas mengamankan objek-objek vital.

Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno mengatakan, tahun ini sangat berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Di mana, tahun ini perayaan Nataru masih dalam situasi pandemi Covid-19. Perlu dilakukan pengamanan yang sesuai dengan protokol kesehatan.

“Apalagi kita sudah memiliki Perda Nomor 6 tahun 2020 tentang Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) dalam penanganan Covid-19 di Sumbar,” kata Irwan Prayitno saat Rapat Koordinasi Lintas Sektoral dalam rangka Kesiapan Pengamanan Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 di Mapolda Sumbar, Padang, Senin (15/12).

Irwan Prayitno mengatakan, perayaan Nataru perlu menjadi perhatian bersama. Karena di dalam perayaan keagamaan dan tahun baru tentunya akan memunculkan tempat-tempat kerumunan.

“Kerumunan tersebut bisa berpotensi terjadi penyebaran Covid-19. Untuk itu kita membantu masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan, agar dalam perayaan ibadah Natal dan perayaan Tahun Baru berlangsung lancar dan aman dan terhindar dari Covid-19,” sebutnya.

Baca Juga: Di Masa Pandemi Covid-19, Aktivis Berusia 79 Tahun Lahirkan Buku “Revolusi Gizi dan Gizi Revolusi”

Irwan Prayitno menjelaskan, suasana Nataru merupakan libur panjang. Di Provinsi Sumatera Barat, pada masa libur terpanjang selalu dimanfaatkan untuk pulang kampung. Dibandingkan dengan daerah lainnya, masyarakat Minangkabau, pulang kampung suatu budaya saat libur panjang.

Walaupun pemerintah pusat sudah mengurangi liburan panjang, akan tetapi perantau Minang yang kebanyakan berprofesi sebagai pedagang akan tetap saja tidak menghiraukannya. “Sehingga, dijalanan banyak terjadi kemacetan dan harga tiket biasanya akan naik dan terjadi inflansi,” jelasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

No More Posts Available.

No more pages to load.