Anggota DPD RI Ini Desak Polri dan Kejagung Tuntaskan Kasus Pelanggaran HAM di Papua

oleh -
Anggota DPD RI Asal Papua Barat, Dr. Filep Wamafma, SH.,M.Hum

JAKARTA, SR–Komite I DPD RI menggelar rapat kerja, Selasa, (9/2) secara virtual. Kali ini raker digelar bersama dengan Kepolisian RI (Polri) dan Kejaksaan Agung (Kejagung) RI, terkait penegakkan hukum dan perlindungan HAM di daerah.

Dalam raker tersebut, senator Papua Barat, Dr. Filep Wamafma menyampaikan empat hal. Pertama, terkait upaya penyelesaikan kasus pelanggaran HAM di Tanah Papua yang Sebagian masih menemui jalan buntu. Meski demikian, Filep tak lupa menyampaikan apresiasi terhadap Kejagung atas terbentuknya tim penyelesaian HAM di internal Kejagung.

Senator Papua Barat itu mengingatkan, agar sejumlah kasus pelanggaran HAM yang belum diselesaikan dapat segera dituntaskan. Menurutnya, orientasi hasil pekerjaan wajib menjadi target dan tidak berhenti pada penyelidikan semata.

Baca Juga: Peringati HPN Tahun 2021, Ketua DPD RI Berharap Pers Terdepan Menangkal Hoax

Hal itu salah satunya agar publik di tanah Papua yakin bahwa institusi Polri dan Kejagung masih dapat diharapkan sebagai tempat menuntut keadilan.

Rentetan dugaan pelanggaran HAM yang ia maksud adalah, kasus Biak Numfor pada Juli 1998, kasus Wasior 2021, peristiwa Wamena pada tahun 2003, kasus Paniai 2014, kasus Mapenduma Desember 2016, kasus Intan Jaya dan kasus terbaru lainnya di Nduga.

Kedua, ia menyuarakan aspirasi terkait tuduhan tindak pidana makar yang sering dialamatkan kepada para pemuda di Papua. Filep meminta agar Polri dan Kejagung lebih objektif dalam penetapan setiap kasus berdasarkan UU yang berlaku.

Tak hanya itu, Penegak hukum menurut Filep juga seharusnya memperhatikan faktor sosiologis dan historis dalam kehidupan masyarakat Papua.

Ketiga, terkait penegakkan hukum kasus diskriminasi rasial. Menurut Filep, pelaku rasis di NKRI makin marak karena penegakkan hukum yang masih lemah. Padahal, sikap rasis telah menodai nilai kemanusiaan dan dapat mencabik persatuan dan kesatuan NKRI.

Terakhir, senator Filep menyuarakan terkait kebijakan afirmasi bagi OAP terutama di lingkungan Polda Papua Barat. Ia menyampaikan bahwa sejak berdirinya Polda Papua Barat, belum terdapat satupun Kapolres Orang Asli Papua (OAP).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

No More Posts Available.

No more pages to load.