Antisipasi Gempa dan Tsunami, Pj Wali Kota Padang Ingatkan Perencanaan Kota harus Berbasis Kajian Risiko Bencana

oleh -
Pj Wali Kota Padang, Andree Algamar tabur bunga memperingati HKB Kota Padang di Monumen Gempa Padang, Senin (30/9), seiring dengan momentum peristiwa gempa 30 September 2009 silam. Foto: Dokumentasi Dinas Kominfo Padang

PADANG, SuaraRantau.Com–Pemerintah Kota (Pemko) Padang memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) Kota Padang di Monumen Gempa Padang, Senin (30/9). Peringatan HKB seiring dengan momentum peristiwa gempa 30 September 2009 silam.

Dimulai dengan doa bersama, kegiatan dilanjutkan dengan mengheningkan cipta tepat pukul 17.15 WIB waktu terjadinya gempa 30 September 2009. Setelah itu dilanjutkan penaburan bunga di depan Monumen Gempa Padang.

Hadir di kesempatan ini Kepala BNPB yang diwakili oleh Sestama BNPB Rustian, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sumbar Audy Joinaldy, Forkopimda Kota Padang serta Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan Hendro Nugroho dan sejumlah Pimpinan OPD Pemko Padang.

Selain itu hadir, Ketua LKAAM Sumbar Fauzi Bahar Dt. Nan Sati (Wali Kota Padang periode 2004-2014), Tuako Andreas Sofiandi selaku pemrakarsa pembuatan Monumen Gempa Padang, hingga perwakilan keluarga korban gempa 30 September 2009 dan para NGO serta insan kebencanaan di Kota Padang.

Baca Juga: Potensi Gempa dan Tsunami Masih Ada, Masyarakat Sumbar Lupa Pentingnya Kesiapsiagaan Ketika Suasana Tenang

Penjabat (Pj) Wali Kota Padang Andree Algamar mengungkapkan, peringatan HKB bagian dari langkah mitigasi bencana, dan bagian dari kesiapsiagaan menyikapi potensi berbagai bencana yang dapat terjadi kapan dan di mana saja.

“Jika terjadi peristiwa serupa, atau bencana lainnya, kita menjadi lebih siap serta mampu meminimalisir korban dan mampu segera bangkit setelahnya. Oleh karena itu, apapun perencanaan dan aktivitas di kota kita ini, sudah semestinya berbasis kajian risiko bencana,” ucapnya.

Terlebih di tengah potensi gempa dan tsunami di Pusat Megathrust Kepulauan Mentawai yang terus bermunculan belakangan, Andree menilai kesiapsiagaan harus dimulai komunitas terkecil, yakni keluarga.

Kemudian disertai rencana evakuasi keluarga, tas siaga bencana darurat, serta penataan perabotan rumah dan lingkungan tempat tinggal yang minim risiko.

Sestama BNPB Rustian mengungkapkan Kota Padang harus menjadi laboratorium pusat kebencanaan internasional. Sebab, di Sumbar terutama Kota Padang mempunyai potensi bencana yang beragam.

No More Posts Available.

No more pages to load.