Awal Berdiri Hanya Bimbel dengan Modal Rp15 Ribu, Kini Adzkia Telah Menjadi Universitas

oleh -
Pengukuhan Prof. DR Irwan Prayitno, MSc Psikolog sebagai Rektor Universitas Adzkia, dihadiri Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah, Rabu (6/10).

Rektor Universitas Adzkia, Irwan Prayitno mengatakan, salah satu tujuan hadirnya lembaga pendidikan itu adalah untuk ikut mencerdaskan dan membangun bangsa khususnya masyarakat Sumbar.

“Saya berterimakasih atas amanah sebagai Rektor Pertama Universitas Adzkia. Mudah-mudahan tidak perlu lama-lama, karena banyak generasi muda yang bisa menggantikan,” katanya.

Ia menyebut Adzkia sudah hadir cukup lama di Sumbar. Yaitu tahun 1988. Dimulai dengan lembaga bimbingan belajar (bimbel) dengan modal awal hanya Rp15 ribu. Sekarang bisa berkembang menjadi universitas dengan aset miliaran rupiah.

Dalam sejarah berdirinya Adzkia, dengan modal Rp15 ribu, Irwan Prayitno nekad mulai mencetak brosur, yang memuat pengumuman penerimaan siswa baru untuk bimbel.

Untuk menjalankan rencananya mendirikan lembaga bimbel tersebut, Irwan Prayitno mengajak kawan-kawannya yang dapat bekerjasama. Semangatnya bersama teman-teman, lalu akhirnya terdorong untuk membangun lembaga pendidikan Adzkia (yang artinya kecerdasan) untuk dakwah pendidikan, serta Yayasan Al-Madani untuk mengurusi dakwah sosial.

Brosur telah disebar ke sekolah-sekolah di Kota Padang, Irwan Prayitno berhasil mendapatkan murid dua lokal. Sebanyak 80 siswa mengikuti bimbel Adzkia. Tidak memiliki gedung sendiri, Adzkia menyewa gedung PGAI, dengan syarat uang sewanya dibayarkan bulan berikutnya, setelah siswa didapatkan. “Awalnya cuma empat jurusan, setelah itu terus berkembang, banyak peminat, saya memilih untuk mendirikan taman kanak-kanak,” ujarnya.

Langkah itu berjalan lancar, siswa didapat, sewa gedung juga sudah dibayarkan. Ada empat jurusan yang dibuka, Fisika, Matematika, Biologi dan Kimia. Sementara tenaga pengajarnya juga hanya empat orang, diantaranya, Prof Syukri Arief. Mereka umumnya berasal dari perguruan tinggi ternama seperti, IPB, UGM, Unand dan dirinya dari UI.

Perjuangan untuk membuat Adzkia tetap eksis cukup berat. Bahkan tidak jarang, tempat belajar juga menjadi berpindah-pindah. Pertama, di PGAI pindah ke Jalan Raden Saleh Kota Padang, kemudian ke Jalan Diponegoro. Selanjutnya pindah lagi ke Jalan Belakang Olo, Simpang Damar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

No More Posts Available.

No more pages to load.