PADANG, SuaraRantau.Com–Hal yang cukup mengagetkan diungkapkan Mantan Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Gamawan Fauzi, terkait anggaran pembangunan Masjid Raya Sumbar.
Ternyata dana pembangunan Gedung Bundo Kanduang, Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Provinsi Sumbar dan Pasar Raya Padang bukanlah bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Tetapi merupakan dana pembangunan masjid yang baru saja diresmikan dengan nama bernama Masjid Raya Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabau Sumbar.
Masyarakat Sumbar ternyata sudah kecele dengan BNPB. Seolah-olah BNPB berjasa membangun tiga gedung tersebut. Padahal menurut Mantan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) era Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono itu, anggaran pembangunannya adalah untuk pembangunan Masjid Raya Sumbar sebesar Rp500 miliar yang telah dialihkan.
“Ini perlu saya ceritakan karena jadi pembicaraan di berbagi tempat. Saya clear-kan ini ya. Dana Rp500 miliar untuk pembangunan Masjid Raya Sumbar dialihkan untuk bangun Gedung LKAAM, Bundo Kanduang dan Pasar Raya Padang,” tegas Gamawan, saat peresmian nama Masjid Raya Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi, Minggu (7/7).
Dalam kronologisnya, pada tahun 2009, saat terjadi gempa besar di Sumbar, Gamawan menyampaikan dirinya dipanggil Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY). “SBY katakan kepada saya dirinya menerima 500 miliar dari Arab Saudi untuk Sumbar. Saya katakan dana tersebut bukan untuk bencana alam gempa tapi untuk pembangunan Masjid Raya,” terangnya.
Dana tersebut menurutnya, dana yang dicarinya bersama MUI Sumbar, Kepala Kanwil Kemenag waktu itu dan sejumlah Tokoh Masyarakat Sumbar ke Timur Tengah. “Saya bersama Buya Gusrizal Kepala Kanwil Agama bersama sejumlah tokoh menemui Imam Masjidil Haram, menemui Keluarga Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi, Kedutaan Besar Indonesia di Arab Saudi untuk meminta dana pembangunan Masjid Raya,” ungkap Gamawan.