Setelah dirinya menjelaskan sumber dana Rp500 miliar tersebut, lalu SBY memintanya menemui Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Kepala Bappenas waktu itu, Armida. Dirinya lalu bersama Wakil Gubernur Sumbar waktu itu Marlis Rahman, bertemu Sri Mulyani dan Armida Alisjahbana.
“Kepada Sri Mulyani dan Kepala Bappenas Armida saya jelaskan ini uang kami yang kami cari ke Timur Tengah. Tidak ada hubungan dengan bencana gempa. Tapi karena waktu pendek, bencana alam masih berlangsung panjang dan Marlis Rahman jadi Calon Gubernur. sehingga tidak sempat lagi menindaklanjuti, sehingga oleh SBY uang tersebut dipindahkan ke BNPB,” terang Gawaman.
Gamawan melanjutkan, BNPPB menggunakan dana tersebut untuk bencana alam dengan membangun Gedung LKAAM Sumbar, Bundo Kanduang dan Pasar Raya Padang. “Jadi dananya bukanlah anggaran BNPB tapi bantuan dari Timur Tengah. Saya perlu jelaskan ini. Jangan jugalah kasih penghargaan ke BNPB, karena itu uang kita, uang untuk Masjid Raya. Seolah-olah BNPB baik sekali membangun Gedung LKAAM dan Bundo Kanduang. Padahal itu memakai uang Sumbar yang kita cari ke Timur Tengah,” tegasnya.
“Jadi uang Rp500 miliar dialihkan ke pembangunan Gedung LKAAM, Bundo Kanduang dan Pasar raya. Saya clear-kan ini, karena banyak pembicaraan BNPB bangun Gedung LKAAM Bundo Kanduang. Saya pertanggungjawabkan menjelaskan ini kepada masyarakat Sumbar,” terangnya.
Sebelumnya diketahui, pada 23 April 2015, Kepala BNPB Syamsul Maarif resmikan gedung baru LKAAM. Peresmian gedung LKAAM yang bernama Balairung Marawa Basa bertepatan dengan ulang tahun LKAAM ke-49 tahun.
Lokasi Gedung LKAAM baru ini bersebelahan dengan Masjid Raya Sumbar terletak di Jalan KH Ahmad Dahlan No. 17 Padang. Sebelumnya Gedung LKAAM Sumbar beralamat di Jalan Diponegoro, Padang.
Gedung lama itu rusak parah, akibat gempa pada 30 September 2009. Sedangkan pembangunan Gedung Bundo Kanduang selesai tahun 2029 dan diresmikan pada 28 Desember 2020. Sedangkan peresmian Gedung Pasar Raya Padang dilaksanakan 13 Februari 2018.(sar)