Bersaing di Pasar Global, Mindset dan Culture Set Pelaku UMKM Sumbar Harus Berubah

oleh -
Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno saat jadi pembicara pada Webinar Ekonomi Kreatif Indonesia dan UMKM yang Siap Ekspor sebagai Penggerak Ekonomi, Khusus Provinsi Sumbar, Jumat (12/2).

Irwan Prayitno mengungkapkan, produk UMKM di Sumbar cukup banyak. Seperti produk tenun Minang. Di mana produk UMKM ini cukup bagus dan berpeluang bisa menjadi produk yang mendunia. Juga ada produk kuliner rendang yang juga sudah mendunia. Produk rendang ini juga bisa diproduksi oleh UMKM dan perlu juga dikembangkan untuk dapat menjangkau pasar global.

Termasuk juga songket, produk makanan lainnya yang menjadi oleh-oleh dan kerajinan souvenir-souvenir di daerah-daerah. “Harapan kita, produk UMKM yang dihasilkan bisa mendatangkan keuntungan bagi masyarakat. Butuh dukungan permodalan, dan sentuhan peningkatan kualitas produk dan mesin-mesin tekhnologi,” ungkapnya.

Namun, dari sentuhan yang ada tersebut, yang paling utama menurut Irwan Prayitno, adalah merubah mindset (cara berpikir) dan culture set (budaya berpikir) pelaku UMKM. Di mana, UMKM saat ini dalam menjalankan usahanya, masih ada yang berpikir hanya untuk makan dan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Mindset dan culture set ini harus dirubah. Mereka harus punya keinginan maju dan berkembang.

Untuk merubah mindset dan culture set tersebut melalui pelatihan. Termasuk juga bantuan modal dan peningkatan kualitas produk melalui packaging. Irwan Prayitno mengungkapkan, upaya perubahan mindset dan culture set dapat dilihat dari keberhasilan Sumbar mengekspor manggis ke Guangzhou, Negara Tiongkok.

Irwan Prayitno mengungkapkan, manggis dari Sumbar berhasil diekspor ke Tiongkok, berkat pembinaan yang dilakukan Pemprov Sumbar sejak empat tahun lalu. Di mana pada empat tahun lalu, Pemprov Sumbar memberikan bibit manggis yang banyak kepada petani. “Ketika sudah mulai panen satu tahun lalu, kita bantu pemasarannya. Sekarang sudah berton-ton Manggis kita kirim ke Guangzhou, melalui Garuda. Ini tentu menghidupkan petani UMKM. Awalnya pasar lokal sekarang internasional,” ungkapnya.

Chairman Indonesian Diaspora Network Global (IDN-Global), Dino Pati Jalal, mengatakan, terkait UMKM, Diaspora bisa menjadi agent untuk memasarkan produk UMKM ke luar negeri. Masalahnya sekarang, konektivitas pelaku UMKM saat ini sangat lemah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

No More Posts Available.

No more pages to load.