Dua Nagari di Limapuluh Kota Terendam Banjir dan Banjir Bandang, 1 Korban Meninggal, 1 Hilang

oleh -
Curah hujan yang cukup tinggi berdampak terjadinya bencana banjir dan banjir bandang di sejumlah nagari di Kabupaten Limapuluh Kota, Sabtu (23/11). Foto: Donald

LIMAPULUH KOTA, SuaraRantau.Com–Curah hujan yang cukup tinggi berdampak terjadinya bencana banjir dan banjir bandang di sejumlah nagari di Kabupaten Limapuluh Kota, Sabtu (23/11).

Juru Bicara BPBD Provinsi Sumbar, Ilham Wahab mengungkapkan, banjir bandang yang terjadi pukul 19.00 WIB itu terjadi di Nagari Kubang Kecamatan Guguak, Kabupaten Limapuluh Kota.

“Banjir di Nagari Kubang ini berdampak tiga unit rumah rusak, satu unit kendaraan ambulans hanyut. Material banjir bandang mengenai jalan mengakbiatkan akses kendaraan terganggu,” terang Ilham melalui laporannya.

Selain banjir bandang, juga terjadi banjir di Nagari Pangkalan, Kecamatan Pangkalan Koto Baru. Banjir mengakibatkan sekitar 50 unit rumah dan lima hektar lahan sawah terendam.

Banjir juga menimbulkan korban jiwa. Dua orang hilang terbawa arus. Satu di antaranya telah ditemukan tidak bernyawa di lokasi sekitar 4 kilometer dari posisi awal korban hanyut dan satu korban lagi masih dalam pencarian.

Baca Juga: Terkait Penembakan Kasat Reskrim Polres Solok Selatan, Walhi Nilai Pelaku Kejahatan Lingkungan Lebih Kuat dari Negara

“Dua korban tersebut masing-masing, Refnizal (63) warga Jorong Siamang Bunyi, Nagari Kubung, Kecamatan Guguak ditemukan sudah meninggal. Kemudian Yul Effendi (60), warga Jorong Siamang Bunyi, masih dalam pencarian,” terangnya.

Untuk penanganan banjir dan banjir bandang ini, BPBD Kabupaten Limapuluh Kota melaksanakan koordinasi dengan aparat nagari. Selain itu juga melakukan pendataan dan mengevakuasi warga ke tempat yang aman. BPBD Sumbar dalam proses evakuasi juga dibantu TNI/Polri, Pos Basarnas Limapuluh Kota, Dinas Sosial dan perangkat kecamatan.

Khusus penanganan banjir bandang, saat ini tim reaksi cepat (TRC) sedang menuju lokasi untuk melakukan cheking lapangan serta berkoordinasi dengan instansi terkait untuk upadate perkembangan data.

Sementara penanganan banjir, sampai saat ini warga yang rumahnya terendam banjir masih bertahan di rumah masing-masing. Apabila air naik akan mengungsi ke rumah keluarganya yang tidak terkena banjir. “Untuk lokasi titik pengungsian, apabila terus meringkat maka sudah ditentukan titik pengungsian di Kantor Wali Nagari Pangkalan,” terangnya.(sar)

No More Posts Available.

No more pages to load.