Dikatakannya, pelaku usaha rendang diminta untuk tidak hanya fokus pada kecakapan dalam marandang, tetapi juga perlu memikirkan agar kebutuhan rempah dari rendang itu terfasilitasi. Sehingga lahan-lahan tidur bisa dimanfaatkan untuk ditanami rempah-rempah. Sehingga, bumbu rendang tidak harus didatangkan dari provinsi lain.
“Hari ini cabai, bawang, bahkan simpadeh, masih ada yang datang dari luar provinsi. Untuk itu, perlu ditingkatkan kemandirian daerah kita, dimulai dari Nagari Pasia Laweh, hingga ke nagari-nagari di kabupaten lainnya. HIPERMI dan Wali Nagari Pasia Laweh sudah berkomitmen untuk hal ini,” ucap Syukriah.
Ia menyebut program itu juga merupakan program pembinaan UMKM DJPb Kementerian Keuangan I Provinsi Sumbar. Diharapkan juga program pemerintah ini bisa berjalan dengan program nagari.
“Kita ingin menunjukan apa yang diberikan pemerintah pusat bisa bermanfaat hingga ke daerah. Untuk menunjukan respon kita masyarakat Sumbar melalui nagari-nagari bahwa kami siap bangkit untuk lebih sejahtera. Tahun depan kita berharap festival ini bisa dilakukan di nagari-nagari lain,” ucapnya.
Sementara itu, Wali Nagari Pasia Laweh, Zul Arifin atas nama panitia mengucapkan terima kasih atas kehadiran Gubernur Sumbar, serta tamu undangan lainnya. “Kami yakin dan percaya, hakekatnya Sumbar dapat mewujudkan kekayaan dengan rempah-rempah sehingga rendang semakin mendunia,” ucapnya. (sar)