Hadapi Ancaman Gempa dan Tsunami Megathrust Kepulauan Mentawai, Pemprov Sumbar Terapkan Teknologi EEWS

oleh -
Plt Gubernur Sumbar Audy Joinaldy saat menjadi pembicara pada kuliah umum tentang Penanganan Bencana serta Kesiapan menghadapi Potensi Megathrust di Kampus III UIN Imam Bonjol Padang, Minggu, (6/10). Foto: Ari/Biro Adpim Sumbar

PADANG, SuaraRantau.Com–Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Audy Joinaldy memaparkan sejumlah kebijakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar dalam penanggulangan bencana di Sumbar. Terbaru, rencana penerapan Earthquake Early Warning System (EEWS).

“Sistem EEWS atau Sistem Peringatan Dini Gempa Bumi ini bekerja dengan mendeteksi gelombang sebelum terjadinya gempa. Sehingga masyarakat dapat memanfaatkan interval waktu itu untuk berlindung,” ungkap Audy saat menjadi salah satu pembicara pada kuliah umum tentang Penanganan Bencana serta Kesiapan menghadapi Potensi Megathrust di Kampus III UIN Imam Bonjol Padang, Minggu, (6/10).

Audy menyebut Pemprov Sumbar memiliki 10 kebijakan untuk penanggulangan bencana di Sumbar. Rinciannya, aktivasi EWS dan EWS inklusi; memperkuat Pusdalops PB; optimalisasi tempat evakuasi sementara (TES); fungsional jalur evakuasi di seluruh daerah rawan bencana;

Kemudian optimalisasi sosialisasi (digital dan konvensional); perluasan Program Desa Tangguh Bencana (DESTANA); replikasi dan perluasan blue line (Batas Landaan Tsunami), penerapan building code berupa pemanfaatan gedung ramah gempa sebagai shelter; perkuat Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB); optimalisasi kerja sama banyak pihak.

“Sebagai salah satu daerah rawan bencana, untuk meminimalisir resiko, Sumbar sangat membutuhkan kolaborasi dari banyak pihak, mulai dari pemerintah, organisasi kemanusiaan, akademisi serta masyarakat,” jelas Audy.

Baca Juga: Antisipasi Gempa dan Tsunami, Pj Wali Kota Padang Ingatkan Perencanaan Kota harus Berbasis Kajian Risiko Bencana

Audy menyebut, salah satu mitra strategis Pemprov Sumbar dalam penanganan bencana di Sumbar adalah Muhammadiyah. Itu dilakukan melalui Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC). “Terima kasih atas suport dari MDMC selama ini. Semoga kedepan kolaborasi ini bisa terus terjaga,” ucap Audy

Diketahui, berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sejak Januari hingga Juni 2024 Indonesia telah mengalami banyak bencana. Lebih kurang total jumlahnya mencapai 874 kali, akibatnya terdapat 263 korban jiwa, 28 orang hilang dan 410 orang luka-luka serta 3.864.634 warga mengungsi.

No More Posts Available.

No more pages to load.