Hanya Anggota DPD RI Ini yang Berani Bersuara Lantang Memperjuangkan Kesejahteraan Dosen

oleh -
Anggota DPD RI Komite III Periode 2024-2029, Al Hidayat Samsu S.Pd., M.Pd. Foto: Al Hidayat Samsu

JAKARTA, SuaraRantau.Com–Potret kesejahteraan pengajar di perguruan tinggi Indonesia saat ini berada dalam kondisi memilukan. Hasil riset Tim Dosen Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), dan Universitas Mataram (Unram) pada tahun 2023, menunjukkan 42 persen pengajar di Indonesia masih mendapatkan gaji di bawah Rp3 juta per bulan.

Anggota DPD RI Komite III Daerah Pemilihan (Dapil) Sulawesi Selatan H Al Hidayat Samsu, S.Pd, M.Pd mengungakpkan, dosen swasta menghadapi nestapa yang lebih parah.

Mereka menerima gaji Rp45.000 per jam dengan total penghasilan bulanan tidak lebih dari Rp900.000. “Ini fakta ironis, mengingat para pengajar garda terdepan pendidikan tinggi yang menjadi pilar esensial menghasilkan SDM yang berkualitas,’ ungkap Al Hidayat melalui siaran persnya, Kamis (16/1).

Kondisi ini menunjukkan ada pengabaian serius di dunia pendidikan tinggi negara. Ketidakadilan ini tidak hanya menunjukkan kelemahan dalam sistem penggajian pendidik, tetapi juga menimbulkan ketidaksetaraan yang merusak ekosistem pendidikan tinggi.

“Sudah banyak biaya dan waktu dikorbankan para dosen untuk menyelesaikan pendidikan S2 dan S3 demi mencetak generasi penerus, yang justru harus berhadapan dengan kenyataan pahit berupa ketidakpastian ekonomi,” tegasnya.

Baca Juga: Senator Asal Sumbar Ini Kritik Wacana Pengurangan Masa Tinggal Haji

Lebih buruk lagi, dalam 12 tahun terakhir, tunjangan kinerja bagi dosen ASN yang diatur dalam Perpres No. 136/2018, Permendikbud No. 49/2020, serta Keputusan Mendikbudristek No. 447/2024 belum juga direalisasikan.

Kenyataan ini sangat berbeda dengan cita-cita besar yang sering disuarakan pemerintah. Dalam pertemuan dengan Komite III DPD RI yang pertama dan terakhir pada 2024, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi menjelaskan perlunya percepatan kualitas pendidikan tinggi untuk merealisasikan visi Asta Cita Presiden RI.

Namun, apa jaminan yang diberikan oleh Pak Menteri? Ketidaksesuaian antara retorika dan kenyataan ini semakin mengurangi kepercayaan dosen terhadap pemerintah. Hal ini terlihat jelas melalui tagar #JanganJadiDosen yang viral di platform media sosial.

No More Posts Available.

No more pages to load.