PADANG, SuaraRantau.Com–Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) mengincar pasar wisatawan mancanegara di Singapura. Salah satu upaya mendatangkan wisatawan di negara tetangga tersebut dengan menghadirkan penerbangan langsung Padang-Singapura.
Kepala Dinas Pariwisata Sumbar, Luhur Budianda mengatakan, pihaknya sudah membangun komunikasi dengan maskapai Scoot asal Singapura, untuk membuka rute penerbangan Singapura-Padang. “Scoot maskapai berbiaya murah dari Singapore Airlines yang diharapkan bisa membuka akses penerbangan langsung Singapura-Padang,” katanya.
Luhur mengatakan wisatawan yang akan diincar bukan hanya dari negara Singapura tetapi wisatawan dari berbagai negara yang berkunjung ke Singapura. “Singapura ini salah satu tourism hub atau titik simpul wisatawan. Ini yang kita incar untuk meningkatkan kunjungan ke Sumbar,” katanya.
Ia menyebut sulit untuk mendatangkan wisatawan dari Singapura jika akses langsung tidak ada. Karena itu, Pemprov Sumbar sangat serius untuk mewujudkan penerbangan langsung itu.
Baca Juga: Gubernur Sumbar Rencanakan Penghafal Al Quran Ditempatkan jadi Imam Masjid di Setiap Nagari
“Untuk potensi pariwisata, kita di Sumbar sangat lengkap mulai dari wisata alam, seni budaya hingga kuliner. Pelaku usaha pariwisata di Sumbar juga telah memiliki banyak paket yang menarik bagi wisatawan,” katanya.
Meski demikian ia mengimbau para pelaku pariwisata di Sumbar bisa menyiapkan beberapa paket khusus yang disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan wisatawan asal Singapura.
Salah satu potensi pariwisata yang dipromosikan untuk mendatangkan wisatawan asal Singapura adalah potensi pariwisata di Kepulauan Mentawai. Apalagi Kepulauan Mentawai sangat terkenal dengan keindahan lautnya dan tantangan ombaknya yang menarik minat wisatawan dunia datang untuk surfing.
“Kita promokan Mentawai. Jadi perlu disiapkan paket wisata untuk mendatangkan wisatawan asal Singapura datang ke Mentawai,” ungkapnya.
Pemprov Sumbar menargetkan pergerakan wisatawan pada 2024 mencapai 13,5 juta orang, meningkat cukup signifikan dari target 2023 yang hanya 8,2 juta orang.
