Jumlah Petani Bertambah 3 Juta di Masa Pandemi Covid-19, Sebagian Besar Pekerja yang di PHK

oleh -
Wamentan, Harvick Hasnul Qolbi bersama Wagub Sumbar, Audy Joinaldy dan Bupati Padang Pariaman, Suhatri Bur saat memberikan bantuan alsintan dan bibit di Pondok Pesantren Nurul Yaqin Ambung Kapur Bukik Kandih, Kabupaten Padang Pariaman, Sabtu (27/11).

PADANGPARIAMAN, SuaraRantau.Com–Wakil Menteri Pertanian RI (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi mengatakan jumlah petani di Indonesia bertambah sebanyak tiga juta orang selama pandemi Covid-19. Sebagian besar mereka yang menjadi petani itu sebelumnya pekerja yang terkena PHK.

“Kita mencoba melihat dari sisi positifnya. Tambahan tiga juta petani ini bisa memperkuat sektor pertanian kita. Apalagi mereka rata-rata melek teknologi, sehingga mudah menerima pengetahuan baru tentang pertanian,” kata Harvick saat memberikan bantuan alsintan dan bibit di Pondok Pesantren Nurul Yaqin Ambung Kapur Bukik Kandih, Kabupaten Padang Pariaman, Sabtu (27/11).

Salah satu dampak positif dari bertambahnya petani tersebut, di samping banyaknya program pertanian yang digelontorkan pemerintah, adalah mampu memberikan sumbangan 16,28 persen pada APBN 2020. “Tentu ini berkat dukungan dari semua pihak yang ikut berkontribusi terhadap pertanian di Indonesia,” katanya.

Baca Juga: UMKM Naik Kelas, Puluhan Pelaku UMKM Diberikan Pelatihan Pemasaran Digital

Ia mengapresiasi aspirasi membangun dari daerah terkait pertanian. Seperti menggiatkan pesantren menjadikan pertanian sebagai penggerak ekonomi. “Pintu kantor saya selalu terbuka untuk usulan dan aspirasi yang membangun seperti ini, apalagi Presiden RI, Joko Widodo juga serius dalam membangun Indonesia yang berdaulat pangan,” katanya.

Salah satu yang menjadi perhatian adalah tanaman porang. Untuk komoditas ini, akan disiapkan hilirisasi karena produk turunannya sangat banyak. Karena itu masyarakat tidak perlu khawatir meskipun produksi melimpah.

Wakil Gubernur (Wagub) Sumbar, Audy Joinaldy mengatakan keseriusan Pemprov Sumbar dalam pertanian tercermin dalam alokasi anggaran dalam APBD tahun 2022 yang mencapai 10 persen untuk sektor ini. Anggaran ini terbesar dari sektor lainnya.

“Saat ini 53 persen angkatan kerja di Sumbar berkaitan dengan pertanian. Itulah yang menjadi penggerak utama ekonomi Sumbar,” ujarnya.

Terkait pesantren ia menyebut beberapa pesantren ternama di Jawa sudah bisa menggerakkan perekonomian pesantren lewat pertanian. Di Sumbar terdapat lebih 200 pesentren. Dengan latar belakang masyarakat yang banyak bertani, pertanian di pesantren juga punya potensi besar untuk dikembangkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

No More Posts Available.

No more pages to load.