Kuliah Umum di UNP, Menteri Ketenagakerjaan Kritisi Perguruan Tinggi Belum Optimal Hasilkan Lulusan Menguasai IT

oleh -
Menteri Ketenagakerjaan RI, Prof. Yassierli, S.T., M.T., Ph.D. menerima cenderamata dari Rektor UNP didampingi Senior Eksekutif UNP Prof. H. Ganefri, Ph. D dan Prof. Dr. Lufri M.S selaku Ketua Senat Akademik UNP. Foto: Dokumentasi Humas UNP

PADANG, SuaraRantau.Com–Bertemakan, “Peningkatan Kompetensi SDM dalam Menghadapi Era Digital,” Menteri Ketenagakerjaan RI, Prof. Yassierli, S.T., M.T., Ph.D melaksanakan kuliah umum di Universitas Negeri Padang (UNP).

Dalam kesempatan tersebut, Prof. Yassierli, Ph.D. menjelaskan tantangan tenaga kerja di Indonesia menyangkut rendahnya pendidikan tenaga kerja dan produktivitas tenaga kerja di Indonesia.

Yassierli mengungkapkan, saat ini sebanyak 57, 95 persen tenaga kerja di Indonesia bekerja di sektor informal dengan angka pengangguran mencapai 4,91 persen. Masalah lainnya, perlindungan pekerja belum optimal.

“Produktivitas kita di bawah negara ASEAN. Jadi yang hadir dalam kuliah umum ini, lulus tidak boleh jadi pengangguran. Caranya harus mempunyai skill yang siap bekerja di industri atau membuka lapangan pekerjaan sendiri,” ucapnya, Jumat, (10/1).

Baca Juga: Aksi Pengemis Mencuri Laptop di Masjid Raya Al-Azhar UNP Viral di Medsos, Begini Nasibnya Sekarang

Lebih lanjut, Prof. Yassierli, Ph.D. yang pernah menghabiskan masa kecil di Air Tawar, Kota Padang ini mengkritisi perguruan tinggi yang belum optimal menghasilkan lulusan yang memiliki keterampilan di bidang teknologi informatika (TI).

Ia menjelaskan, Indonesia masih dihadapkan pada ketidakcocokan antara kompetensi pendidikan perguruan tinggi dengan kebutuhan industri prioritas. Hal ini dapat dilihat dari penyerapan tenaga kerja yang belum optimal.

“Hasil kompetensi pendidikan perguruan tinggi yang bekerja di industri prioritas tidak sampai 10 persen. Ini ditunjang produktivitas kita yang rendah di bawah rata-rata ASEAN. Keterampilan, pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan tenaga kerja kita (Human Capital) juga berada di bawah negara ASEAN,” jelasnya.

VUCA menurutnya, menjadi tantangan tenaga kerja Indonesia di era digital ini. “VUCA adalah singkatan dari Volatility, Uncertainty, Complexity, and Ambiguity. Yang mana terjadi ketidakjelasan dan ketidakpastian yang tinggi,” jabarnya.

Yassierli mengingatkan, pekerjaan yang mengandalkan teknologi digital akan tumbuh cepat. Lulusan perguruan tinggi harus sadar dan menyesuaikan.

No More Posts Available.

No more pages to load.