PADANG, SuaraRantau.Com–Status Gunung Api Marapi daerah Sumatera Barat (Sumbar) kembali turun menjadi level II (waspada), karena aktivitas fluktuatif yang cenderung menurun.
Merespon turunnya status Gunung Marapi ini, Juru Bicara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat (Sumbar), Ilham Wahab terus mengingatkan agar masyarakat di kawasan gunung itu jangan lengah.
Menurutnya, kendati statusnya menurun namun Gunung Marapi tetap gunung api aktif. Dengan demikian, masyarakat masih dilarang mendekati kawah atau melakukan pendakian dari radius 3 kilometer.
“Yang sebelum status Siaga dilarang mendekati jarak 4,5 kilometer, tapi sekarang sudah bisa beraktivitas di 3 kilometer secara normal, namun tetap harus waspada,” kata Ilham, Senin (2/12) di ruangannya.
Menurutnya, yang perlu diwaspadai justru ancaman potensi banjir lahar di aliran sungai yang berhulu dari Gunung Marapi. Pasalnya, penurunan status Gunung Marapi ini tidak berbanding lurus dengan ancaman banjir lahar dingin.
Baca Juga: Perkuat Nagari, Pemprov Sumbar Butuh Dukungan Muhammadiyah
“Karena selama erupsi ini, tumpukan abu vulkanik di puncak dan lereng Marapi sangat banyak. Kalau sesuai hitungan, sudah lebih satu juta kubik. Artinya ancaman lahar dingin masih ada, apalagi dipicu hujan lebat atau ekstrem,” terangnya.
Dengan demikian, pihaknya mengimbau agar masyarakat tidak lengah dan hendaknya terus waspada. Bagi masyarakat yang bermukim di sekitar 25 aliran sungai berhulu ke Marapi segera menjauh ketika terjadi hujan lebat di puncak atau lereng Marapi.
Sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sempat menaikkan status Gunung Marapi menjadi level III (Siaga) pada tanggal 6 November pukul 15:00 WIB hingga 30 November 2024.
Lantaran aktivitas erupsi atau letusan secara tidak kontinyu cenderung menurun, status Gunung Marapi turun menjadi level II (Waspada) sejak 1 Desember 2024. Status ini turun berdasarkan analisis dan evaluasi secara menyeluruh.
Secara visual, aktivitas Gunung Marapi hingga 1 Desember 2024 bersifat fluktuatif masih cenderung menurun dan didominasi hembusan dengan tinggi asap maksimum 150 meter di atas puncak.