Minuman Kawa Daun Bonang Bersaudara sudah pernah menembus benua Eropa; Jerman hingga Belanda. Usaha Mikro Menengah Kecil (UMKM) ini melewati beragam rintangan untuk bisa mengelilingi penjuru Nusantara bersama PT Jalur Nugraha Ekakurir (JNE).
Beginilah kisah naiknya pamor minuman legend asal Ranah Minangkabau, dalam menemukan penikmatnya di penjuru Nusantara hingga ke mancanegara.
PADANG, SuaraRantau.Com–Usaha Kawa Daun Bonang Bersaudara dirintis Edward Zulichtiar sejak 2014 silam di Komplek PGRI 1 Surau Gadang, Kecamatan Nanggalo Siteba, Kota Padang bersama sang istri. Tak muluk-muluk, usaha ini digeluti berawal dari keinginan mambangkik batang tarandam minuman tradisional asal Sumatera Barat (Sumbar) agar dikenal seluruh dunia.
“Kita melihat randang sangat familiar di Indonesia bahkan di dunia. Tapi ada minuman unik dari daun kopi, khas Minang, punya sejarah dan perjuangan di masa penjajahan, namun kenapa tidak dibooming-kan? Nah, dari situlah saya tertarik mengambil peran,” kata pria 47 tahun ini di teras rumah sekaligus tempat usahanya itu, Selasa (30/7).
Edward orang asli tulen Minangkabau. Kedua orang tuanya berasal daerah Bonjol, Kabupaten Pasaman. Dia sendiri terlahir di Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta tahun 1977 silam karena orang tuanya merantau. Menghabiskan masa muda dengan riuhnya ibu kota baginya cukup keras. Apalagi hanya mengantongi ijazah D1 Komputer. Tapi sejak 2006 hingga kini dia dan keluarga berhasil menikmati hidup di Kota Padang, yang kerap disebut “kota bingkuang”.
Baca Juga: MOST Unesco Bersama BRIN Bahas Ancaman dan Mitigasi Bencana di Sumbar
Mengawali hidup di kota dengan keindahan Taplau (tapi lauik)-nya ini, Edward gemar mencari hal baru dan mencoba beragam kuliner Minang. Usai menikmati minuman Kawa Daun pertama kali tahun 2012, dia mulai melakukan riset untuk menemukan Kawa Daun terbaik daerah kabupaten dan kota di Sumbar. Mulai dari Bukittinggi, Rao Pasaman, Solok Selatan, Payakumbuh, Limapuluh Kota, hingga Batusangkar.
“Disajikan unik dalam tempurung, atau gelas bambu. Semuanya enak, cuma rasanya beda-beda. Setelah mencoba racikan Kawa Daun dari Tabek Patah, Tanah Datar, saya kaget, rasanya benar-benar pas, sangat enak dari yang sebelum-sebelumnya, bikin saya makin terobsesi,” jelas anak kedua dari tiga bersaudara ini.