OJK Blokir 5.000 Rekening Pelaku Judi Online, Begini Respons DPD RI

oleh -
Wakil Ketua DPD RI, Sultan B Najamudin. Foto: Facebook Sultan B Najamudin

JAKARTA, SuaraRantau.Com–Wakil ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Sultan B Najamudin mengapresiasi langkah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) RI yang memblokir rekening para pelaku judi online.

Menurutnya, judi online merupakan penyakit sosial yang sangat meresahkan masyarakat. Judi online secara nyata telah menimbulkan risiko-risiko keuangan, tindakan kriminal, pelanggaran privasi, mengurangi produktivitas, hingga kesehatan mental para pelaku.

“Kita semua tentu sangat prihatin dengan fenomena judi online yang telah menyebar secara luas di kalangan masyarakat. Sayangnya masyarakat tidak menyadari judi online line adalah motif penipuan keuangan yang paling banyak menimbulkan kerugian finansial”, ujar Sultan melalui keterangan resminya, Sabtu (20/4).

Mantan Ketua HIPMI Bengkulu itu meyakini upaya OJK tersebut akan memberikan dampak yang signifikan dalam menekan aktivitas transaksi judi online. “Kami juga berharap agar kementerian terkait dan lembaga penegak hukum hingga para rohaniawan berkolaborasi menanggulangi penyebaran judi online di masyarakat,” harapnya.

Baca Juga: Residivis Asal Padang Nekat Gasak Kotak Infak Masjid di Kabupaten Solok, Terekam CCTV, Begini Nasibnya Sekarang

“Fenomena judi online atau slot bahkan sudah masuk ke desa-desa yang memiliki jaringan internet. Hal ini tentunya sangat rentan mengancam kehidupan sosial masyarakat khususnya generasi muda dalam jangka panjang”, tegasnya.

Lebih lanjut Sultan meminta OJK meningkatkan intensitas pemblokiran terhadap rekening masyarakat terkait dengan judi online.

OJK diketahui telah memblokir 5.000 rekening yang diduga berkaitan erat dengan judi online. Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menyebut pemblokiran itu dilakukan sejak akhir tahun 2023 hingga Maret 2024.

“Apabila menerima daftar rekening yang ditengarai akan digunakan atau sedang digunakan sebagai bagian kegiatan judi online, kami langsung blokir. Jumlahnya sekitar 5.000 rekening dalam beberapa bulan ini,” kata Mahendra di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (18/4).(rel/ari)

No More Posts Available.

No more pages to load.