Padang Dihoyak Gempa, Pakar dari UNP Ungkap Sudah 7 Kali Terjadi di Posisi Jalur yang Sama Gempa Besar 2009

oleh -
Kepala Center of DMEO UNP Prof. Pakhrur Razi, Ph.D. Foto: Dokumentasi Pribadi Pakhrur Razi

PADANG, SuaraRantau.Com–Gempa bumi berkekuatan Magnitudo (M) 5.0 terjadi Senin (16/12) pukul 10.50 WIB, di laut 78 kilometer dari arah barat daya Pariaman. Gempa yang terjadi menambah jumlah gempa yang terjadi dalam dua minggu terakhir di Sumatera Barat (Sumbar).

Kepala Center of Disaster Monitoring and Earth Observation, Universitas Negeri Padang (DMEO UNP) Prof. Pakhrur Razi, Ph.D menjelaskan, telah terjadi tujuh kali gempa di backtrust antara pulau Sumatera dengan Mentawai dengan magnitudo berkisar dari M. 3.2- M. 5 SR dengan rata-rata kedalaman 10km-45 KM.

“Kenaikan intensitas gempa tersebut akibat dorongan lempeng Indo-Autralia ke Eurasia di sisi barat pulau Sumatera. Jika dilihat dari posisi episentrum, gempa hari ini dan beberapa hari belakang berada di jalur backtrust yang sama dengan posisi gempa besar Padang tahun 2009,” ucapnya. Senin, (16/12).

Baca Juga: Pastikan Generasi Muda Mewarisi Nilai-nilai Adat Budaya Minangkabau

Lebih lanjut, Pakhrur Razi mengungkapkan, Sumbar berpeluang terjadi gempa yang diakibatkan oleh patahan lempeng atau longsor bawah laut. Menurutnya, penyebab tsunami terjadi akibat patahan di jalur Megathrust pantai Barat Sumatera.

Apalagi dalam dua minggu terakhir posisi episentrum gempa relatif berada pada sesar yang sama. “Tsunami akan terjadi jika syarat besar magnitudo dan posisi dari epicentrum gempa terpenuhi,” paparnya.

Pakhrur Razi berharap, dengan adanya gempa yang berdurasi kecil, akan mereduksi train akumulasi dari dorongan lempeng Indo-Australia di Barat Sumatera.

“Dengan seringnya gempa dengan skala kecil, kita berharap dapat mereduksi gempa dengan skala besar. Kita mengimbau masyarakat yang ada di jalur patahan pantai barat Sumatera tersebut selalu siap dengan kondisi bencana yang ada di tempat kita. Jangan terpancing dengan isu-isu yang tidak bertanggung jawab,” jabarnya.

Pakhrur Razi meminta pemerintah harus selalu mencanangkan program kesiap-siagaan bencana setidaknya melakukan simulasi dua kali dalam satu tahun.

“Kita juga meminta pemerintah melakukan evaluasi terhadap kesiapan masyarakat serta infrastruktur yang ada. Baik itu shelter maupun jalur evakuasi. Saat ini masih ada daerah-daerah yang belum memiliki jalur evakuasi memadai, yang mampu menampung masyarakat jika gempa diikuti tsunami benar-benar terjadi,” tutupnya.(nah)

No More Posts Available.

No more pages to load.