PADANGPANJANG, SuaraRantau.Com–Wakil Presiden RI ke-10 dan 12, Muhammad Jusuf Kalla (JK) didampingi Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah meletakan batu pertama pembangunan Gedung Baru Rumah Sakit Islam (RSI) Ibnu Sina Padang Panjang, Sabtu (4/11).
Kedua tokoh tersebut mengapresiasi kehadiran RSI Ibnu Sina di tengah masyarakat, yang terus memberikan dan meningkatkan kualitas pelayanan dalam upaya pemulihan pasien.
“Sudah 50 tahun lebih Yayasan Rumah Sakit Islam (Yarsi) beramal dan berbuat bagi masyarakat. Saat ini, jumlah penduduk ketimbang 50 tahun lalu tentu meningkat pesat. Di samping itu, perkembangan layanan kesehatan juga berkembang pesat. RSI Ibnu Sina kita yakini mampu untuk selalu menyesuaikan diri,” kata JK.
JK yang saat ini juga menjabat Ketua Umum PMI Pusat dan Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) itu menyebutkan, pengelola layanan rumah sakit saat ini terbagi pada tiga jenis. Yaitu, rumah sakit pemerintah, rumah sakit milik gabungan masyarakat seperti RSI Ibnu Sina, serta rumah sakit milik korporasi.
Baca Juga: Fokus Pendidikan, Gubernur Sumbar Targetkan Bangun 10 Sekolah Baru pada Tahun 2024
Perkembangan ini disebut JK sebagai efek dari pelayanan kesehatan yang terus berkembang, sekaligus menjanjikan keuntungan. “Namun, tetap niat utama kita di RSI Ibnu Sina bukanlah keuntungan, melainkan niat beramal ibadah menyembuhkan warga yang sakit. Bagaimana pun, rumah sakit tidak boleh melupakan sisi sosialnya. Ada pun soal kualitas pelayanan, tentu dipengaruhi oleh kapasitas dokter, peralatan medis, serta hospitality (kualitas layanan keperawatan),” ucapnya.
Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah menyebutkan, RSI Ibnu Sina atau yang dikenal luas di Sumbar sebagai RS Yarsi, selama ini secara langsung telah ikut meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Sumbar, yang muaranya tentu mempengaruhi angka Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM) Sumbar yang saat ini terhitung cukup baik.
“Selain pelayanan medis, hal yang membedakan RSI Ibnu Sina dengan RS lainnya, pendekatan pelayanan kesehatan yang bernuansa religius. Sehingga, obat itu bukan hanya di sisi medis, tapi juga di sisi spiritualnya. Ibnu sina memadukan pola pengobatan seperti itu, yang jelas sangat menyatu dengan keseharian masyarakat Sumbar, yang menganut falsafah Adat Basandi Syarak-Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK),” ucapnya.