JAKARTA, SuaraRantau.Com–Pemerintah RI melalui Kementerian luar Negeri (Kemenlu) mengevakuasi Warga Negara Indonedia (WNI) di Lebanon setelah situasi keamanan di negara tersebut memburuk akibat perang dengan Israel.
Kebijakan evakuasi yang dilakukan pemerintah ini mendapat respon dari Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Dr. H. Hilmy Muhammad, M.A. Pria yang akrab disapa Gus Hilmy tersebut juga menyatakan, apa yang dilakukan oleh Israel tidak lagi disebut perang, melainkan genosida atau pembunuhan besar-besaran.
Gus Hilmy menyebut, hal ini merupakan krisis kemanusiaan. Dari berbagai sumber menyatakan, serangan Israel terhadap Palestina tidak kurang dari 250.000 serangan.
Pada 7 Oktober, tepat setahun yang lalu, Israel melakukan berbagai serangan ke Palestina tanpa melihat sasarannya. Ini menurutnya genosida. Lebih dari 40.000 orang tewas, lebih dari 90.000 orang terluka.
“Ini kondisi terburuk dan menjadi penanda krisis kemunusiaan bagi Israel. Mereka telah kehilangan rasa kemanusiaan. Kita layak mengutuk mereka dan menyerukan untuk menghentikan kekejaman ini,” tutur Anggota Komite I DPD RI itu, Selasa (8/10).
Baca Juga: Museum Al-Safiyyah and Park, Hadirkan Sejarah Peradaban Manusia dari Nabi Adam hingga Muhammad SAW
Gus Hilmy berharap pemerintah tidak bosan-bosan untuk terus menyuarakan perdamaian dunia. Ia mendorong agar Indonesia tetap melakukan perlawanan terhadap Israel dan sekutunya hingga mendapatkan sanksi dari PBB.
“Kita berharap pemerintah tidak bosan dan tidak berhenti mengupayakan perdamaian, dan melakukan perlawanan terhadap agresi Israel dan konco-konco sekutunya. Kampanye agar mereka semua mendapat sanksi dari PBB harus terus digelorakan di tengah krisis ketidakadilan dunia ini. Ini sesuai dengan tujuan negara kita yang tercantum dalam Pembukaan UUD NRI 1945,” ujar Gus Hilmy.
Jika tidak bisa diupayakan sendiri, Gus Hilmy mendorong Pemerintah RI agar membentuk koalisi bersama negara-negara besar agar dapat melepaskan cengkeraman penjajahan Israel dan para sekutunya.