PADANG, SuaraRantau.Com–Wali kota Padang Hendri Septa mengungkapkan, saat ini gedung-gedung yang ada di Kota Padang sudah banyak yang ramah gempa.
Hal ini diungkapkannya saat kegiatan peringatan Gempa Padang 30 September 2009 di Tugu Gempa di Jalan Chairil Anwar, Belakang Tangsi, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang, Sabtu sore, (30/9).
“Gedung saat ini ramah terhadap gempa. Gedung-gedung yang ada tidak boleh tinggi dari ketinggian yang ditentukan. Seperti Hotel Ibis Padang yang memiliki isolator bantalan karet sebagai penahan gempa,” jelasnya.
Hendri Septa menambahkan, karena Kota Padang merupakan daerah yang rawan bencana gempa bumi, bangunan yang ada di Kota Padang tidak boleh memiliki lebih empat lantai.
Baca Juga: Kabut Asap Semakin Parah di Padang, Kondisi Udara Mulai Tidak Sehat
“Gedung-gedung yang ada di Kota Padang hanya boleh empat lantai. Hal ini untuk meminimalisir jika terjadi bencana. Selain itu, gedung-gedung yang ada telah ditetapkan ramah gempa,” jelasnya.
Dalam hal mitigasi bencana, Hendri Septa menjelaskan Warga Kota Padang sangat tanggap terhadap mitigasi yang telah dilakukan. “Kita sering melakukan mitigasi bencana. Hal ini bertujuan untuk mempersiapkan warga kota untuk siap siaga ketika bencana alam terjadi,” tambahnya.
Gempa Bumi Sumatera Barat (Sumbar) terjadi pada 30 September 2009, dengan kekuatan 7,6 Skala Richter (SR) di lepas pantai Sumbar pada pukul 17:16:10 WIB.
Gempa ini terjadi di lepas pantai Sumatra, sekitar 50 km barat laut Kota Padang. Gempa menyebabkan kerusakan parah di beberapa wilayah seperti, Padang Pariaman, Padang, Pesisir Selatan, Pariaman, Bukittinggi, Padang Panjang, Agam, Solok, dan Pasaman Barat.
Menurut data Satkorlak PB, sebanyak 1.117 orang tewas akibat gempa ini yang tersebar di tiga kota dan empat kabupaten di Sumbar, korban luka berat mencapai 1.214 orang, luka ringan (1.688 orang), korban hilang satu orang. Sedangkan 135.448 rumah rusak berat, 65.380 rumah rusak sedang dan 78.604 rumah rusak ringan.(nah)