Peringati HUT ke-77 Kemerdekaan RI, KKP Eksplorasi Kawasan Mandeh Pessel Bertajuk Festival Bulan Cinta Laut

oleh -
Asisten Khusus Menteri KKP Bidang Komunikasi dan Media, Doni Ismanto menyerahkan cinderamata kepada Direktur Padang Ekspres, Nazir Fahmi dan jajaran, Senin (15/8)

PADANG, SuaraRantau.Com–Permasalahan sampah di laut yang kondisinya semakin membahayakan, menjadi perhatian Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) yang daerahnya berada di pesisir pantai juga tidak luput dari permasalahan sampah ini.

Asisten Khusus Menteri KKP Bidang Komunikasi dan Media, Doni Ismanto, menyebutkan, Sumbar tidak terlepas dari daerah laut, sungai dan danaunya yang cukup banyak.

Tidak dipungkirinya, cukup banyak program dan kegiatann KKP yang dilaksanakan di Sumbar selama ini. Seperti budi daya ikan hias, peningkatkan jumlah populasi penyu di Ampiang Parak, Sumbar melalui Program Kelompok Masyarakat Penggerak Konservasi (KOMPAK).

Termasuk mendukung PPS Bungus untuk dijadikan sentra tuna di Pantai Barat Sumatera, yang berdampak aktivitas kapal ikan di Bungus menggeliat sekarang.

Namun, yang menjadi permasalahan cukup serius yang mengancam ekosistem laut yakni, masalah sampah. Akibat banyaknya sampah, ikan-ikan di laut sekarang memakan mikroplastik yang sangat membahayakan bagi kesehatan tubuh, jika memakan ikan tersebut. Inilah yang menjadi perhatian KKP ke depan.

Baca Juga: Pameran IPEX 2022 Digelar, Kementerian PUPR Gandeng BTN Bantu Masyarakat Cari Rumah Pascapandemi Covid-19

Doni mengungkapkan, melalui momentum HUT ke-77 Kemerdekaan RI, KKP akan mengunjungi Provinsi Sumbar tanggal 17 sampai 21 Agustus 2022 nanti. Kedatangan rombongan KKP ini selain ingin menyemarakan HUT RI, juga akan mengekplorasi Kawasan Wisata Mandeh di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) melalui sebuah kegiatan festival.

Kegiatan ini rangkaian dari sosialisasi gerakan Bulan Cinta Laut. Di mana kegiatan Bulan Cinta Laut yang akan dihadiri Presiden Ri, Joko Widodo (Jokowi) di Bali nanti, melalui kearifan lokal, masyarakat nelayan dan komunitas-komunitas pemerhati laut di daerah, tidak menangkap ikan di laut satu bulan penuh. Tapi justru digerakkan untuk mengambil sampah di laut.

Tentunya bulan yang direncanakan untuk mengambil sampah di laut ini di saat bulan-bulan nelayan tidak menangkap laut.

No More Posts Available.

No more pages to load.