Hal senada juga diungkapkan pedagang lainnya, Tomi. Menurutnya, kondisi ini sudah terjadi sejak 15 tahun terakhir. Sebenarnya, kondisi ini menurutnya sudah pernah disampaikan ke Dinas Pasar Padang dulunya.
Termasuk juga mengirimkan dokumentasi foto-foto kondisi bangunan tersebut. “Bahkan sudah pernah ditinjau oleh pihak Pemko Padang dulu. Tapi sampai sekarang belum juga dibenahi,” ungkapnya.
Menanggapi keluhan pedagang tersebut, Anggota DPRD Kota Padang dari Fraksi Gerindra, Budi Syahrial mengatakan, akan memperjuangkan untuk pembenahan dan pembangunan kawasan Padang Teater ke pemerintah pusat.
Namun, Budi juga meminta pedagang bersabar dulu, karena saat ini juga sedang dibangun Pasar Raya Fase VII. Bahkan terakhir, juga baru saja berhasil disetujui anggaran untuk revitalisasi kawasan Pasar Ulak Karang, Kecamatan Padang Utara.
“Padang Teater memang menjadi perhatian kita untuk diperjuangkan pembangunannya melalui APBN. Namun, pedagang bersabar dulu, karena sekarang juga sedang dibangun Fase VII. Bahkan, Alhamdulillah Pasar Ulak Karang disetujui untuk direvitalisasi,” terang Budi.
Seperti diketahui, Padang Teater di era 90-an memang menjadi salah satu pusat perdagangan di Kota Padang. Terkenal dengan nama Padang Teater, Bahkan bangunan lantai II gedung tersebut menyediakan fasilitas bioskop bernama Padang Teater.
Di lantai II bangunan tersebut juga terdapat pusat perdagangan buku bekas dan taman bacaan terlengkap di Kota Padang yang selalu ramai oleh pelajar dan mahasiswa.
Selain itu juga ada pusat perdagangan burung dan permainan game dindong yang sangat digemari remaja era 90-an. Namun, nama Padang Teater juga sempat memiliki konotasi negatif, karena di lantai II bangunan tersebut juga terdapat salon plus-plus.
Sementara di lantai I Padang Teater terdapat bangunan toko-toko yang menjual pakaian dan aksesoris kebutuhan sehari-hari. Baik itu kain, baju, celana, dompet, jam, dan lainnya. Selain itu di bagian dalamnya juga terdapat penjualan berbagai kerajinan tangan untuk kebutuhan rumah tangga sehari-hari.(sar)