Study Kelayakan Keluar 2023, Dinas BMCKTR Sumbar Pastikan Pembangunan Hotel Tidak Merubah Fungsi Gedung Kebudayaan

oleh -
Kepala Dinas BMCKTR Sumbar, Era Sukma Munaf

PADANG, SuaraRantau.Com–Kepala Dinas Bina Marga Cipta Karya Tata Ruang (BMCKTR) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Era Sukma Munaf mengungkapkan, sebenarnya rencana pembangunan hotel di Gedung Kebudayaan Provinsi Sumbar sifatnya hanyalah pemanfaatan ruang dengan menambah fungsi, bukan merubah fungsi bangunan.

Apa yang diungkapkan Era Sukma ini menjawab aksi penolakan seniman dan budayawan terhadap rencana pembangunan hotel tersebut.

Menurutnya, pemanfaatan ruang pada Gedung Kebudayaan Sumbar tersebut setelah mempelajari struktur bangunan gedung yang ada saat ini.

“Jika dilihat struktur awalnya desainya semakin ke ujung semakin menurun. Sementara jika dilihat struktur pondasinya ternyata sama dengan pondasi bangunan lantai 6. Kenapa tidak dibangun ke atas saja, tidak menurun,” ungkap Era Sukma, kemarin.

Baca Juga: 2 Bangunan Mangkrak di Sumbar Ini Belum Jelas Kelanjutan Pembangunannya, Terungkap, Ini Kendalanya

Rencana pembangunan hotel ini, juga berdasarkan adanya Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Sumbar tahun 2021 yang salah satu rekomendasinya bisa memaanfaatkan Gedung Kebudayaan menjadi bernilai ekonomis.

“Kita lihat di gedung itu juga ada fasilitas teather yang cukup besar. Kita berpikir teather ini bisa digunakan untuk pegelaran pertunjukan kebudayaan nasional dan internasional.

Sementara kita juga tahu tingkat hunian hotel masih tinggi di Padang dan hotel yang ada kekurangan kamar. Kita manfaatkan bangunan gedung ini tanpa merubah fungsi. Sehingga juga ada sebagai hotel,” terangnya.

Era Sukma menegaskan dengan menambah fungsi jadi hotel maka akan ada penambahan anggaran untuk pembangunannya mencapai Rp100 miliar lebih. Tapi, akan ada pendapatan asli daerah (PAD) yang dihasilkan.

Era Sukma juga menegaskan, di mana-mana sekarang ini fungsi bangunan tidak hanya satu fungsi, baik itu di luar negeri seperti Singapura maupun kota seperti Jakarta. “Jadi bangunan itu banyak fungsi, ada kafe, ada bioskop XXI dan juga ada teather,” terangnya.

Era Sukma menilai, jika ada penolakan dari seniman dan budayawan terhadap rencana pembangunan hotel ini, maka rugilah mereka yang tidak mau disentuh oleh lingkungan lain.

No More Posts Available.

No more pages to load.