Sudah 3 Tahun Hidup jadi Ramuthawif, Abdul Ghoffar: Saya Ingin Pulang, Ketika Keluarga Saya Sudah Berhaji

oleh -
Jemaah umrah asal Sumbar. Foto: Juliandra

MEKKAH, SuaraRantau.Com–Nuansa Indonesia di rasakan jamaah umrah yang baru mendarat di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, Arab Saudi. Beberapa orang Warga Negara Indonesia (WNI) yang ditunjuk Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) telah menyambut dengan senyuman kedatangan jamaah umrah dari Indonesia.

Mereka bertugas sebagai Ramuthawif untuk memandu jamaah melakukan ibadah haji dan umrah selama di tanah suci. Mereka juga mempunyai “pekerjaan sampingan” seperti, mencari tas jamaah yang tercecer hingga mencari jamaah yang terpisah dari rombongan.

Dengan penuh cekatan, setiap saat, seorang Ramuthawif selalu menghitung jumlah jamaah yang ikut dalam rombongan. Abdul Ghoffar (32) telah menggeluti profesi sebagai Ramuthawif selama tiga tahun.

Tanpa ada rasa lelah, dirinya melayani jemaah dari Bandara King Abdul Aziz hingga sampai ke penginapan yang telah disediakan. Warga Sapang, Madura yang telah menetap selama tiga tahun di Mekkah ini, tidak menyangka menjadi seorang Ramuthawif.

“Sudah lengkap kita semua ya bapak-bapak dan ibu-ibu,” tanyanya setelah menghitung kembali jumlah jamaah dari Sumatera Barat (Sumbar) yang berjumlah lebih dari 50 orang, Rabu (25/9).

Baca Juga: Ternyata Inilah yang Dilakukan PT KAI Divre II Sumbar Terhadap Barang Tertinggal Milik Penumpang

Senyumannya yang iklas mengembang, saat melayani setiap pertanyaan yang ditanyakan oleh jemaah kepada dirinya. Menurutnya, begitu banyak suka duka menjadi seorang Ramuthawif dalam selama memandu ibadah umrah dan haji jemaah dari Indonesia.

Cerita sukanya, dirinya selama menjadi seorang Ramuthawif seakan memiliki keluarga baru dari rombongan jemaah. “Rasa kekeluargaan dengan jemaah asal Indonesia. Kita menjadi akrab dan seperti keluarga,” ungkapnya.

“Bagaimanapun kita harus melayani tamu Allah ini dengan ikhlas. Bagi saya, WNI yang melakukan ibadah umrah dan haji adalah tamu Allah. Saya tidak membeda-bedakan perlakuan, walau yang datang pejabat atau warga biasa,” ujarnya.

Cerita dukanya, menurut Abdul Ghoffar, terkadang ada jemaah yang datang dan komplain tentang fasilitas penginapan. “Yang harus di tekankan di sini adalah, mereka yang datang sebagai tamu Allah, bukan berdarmawisata. Tetapi kami tetap menampung keluhan, dan melayani dengan sepenuh hati,” jelasnya.

No More Posts Available.

No more pages to load.