PADANG, SuaraRantau.Com–Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah, menegaskan, Pemprov Sumbar terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Namun, kenyataannya, masih terdapat sejumlah kendala seperti belum tercukupinya kebutuhan dokter di daerah ini. Mahyeldi berharap bisa menemukan solusi masalah tersebut melalui kolaborasi seluruh pihak.
Hal itu disampaikan Mahyeldi saat menghadiri telewicara dalam puncak peringatan HUT ke-73 IDI di Aula Student Center M. Syaaf Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (FK Unand) Minggu (19/11).
“Badan Kesehatan Dunia atau WHO menyebutkan, rasio dokter dengan jumlah penduduk adalah 1:1.000. Artinya satu dokter untuk 1.000 penduduk. Sementara, jumlah dokter di Sumbar saat ini 4.897 orang, dengan total penduduk 5.640.629 jiwa berdasarkan data BPS 2022. Sehingga rasio dokter di Sumbar hari ini adalah 1:1.152. Sehingga, Sumbar masih kekurangan 743 dokter lagi,” ucap Mahyeldi saat acara yang. mengusung tema ‘Peran Strategi IDI sebagai Organisasi Profesi Dokter dalam Memajukan Kesehatan Sumbar’
Selain masih kurang, sambung Mahyeldi, pemerataan penempatan dokter di Sumbar juga belum terjadi. Sebab, sebagian besar dokter saat ini masih berada di kota besar. Belum lagi, saat ini dari total 280 unit puskesmas di Sumbar, masih terdapat dua puskesmas tanpa dokter (0,7%), yaitu di Puskesmas Air Amo Kabupaten Sijunjung. Di mana satu-satunya dokter di sana sedang menjalani studi spesialis, serta di Puskesmas Bosua Kabupaten Kepulauan Mentawai.
“Kami berharap, agar semua pihak, termasuk IDI, FK Unand, dan pihak terkait lainnya, turut mendorong terjadinya pemerataan penempatan dokter di Sumbar. Terutama di daerah tersolir. Bahkan, di Mentawai itu sangat minim dokter spesialis. Untuk mewujudkan Indonesia sehat itu, tidak mungkin hanya pemerintah yang berusaha, melainkan perlu kerja sama dan kolaborasi,” ujarnya lagi.