PADANG, SuaraRantau.Com–Sekitar 58 persen kawasan Sumatera Barat (Sumbar) merupakan kawasan hutan, dengan potensi ekonomis yang menjanjikan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Hal itu disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy, saat pertemuan ramah tamah dengan rombongan delegasi World Resources Institute (WRI) di Istana Gubernur Sumbar, Selasa (1/10).
Ada pun tokoh yang hadir dalam pertemuan itu antara lain, Mantan Mendag RI, Mari Elka Pangestu; Mantan Wamenlu RI, Dino Patti Djalal; Aktivis dan Anak Presiden Gus Dur, Yenni Wahid; Jurnalis Senior, Dessy Anwar; Presdir PT Rimba Makmur Utama, Dharsono Hartono; Commissioner of PT MRT, William P Sabandar; Peneliti Senior Lembaga Demografi UI, Masyita Crystallin; Ketua Yayasan Wangari Maathai, Wanjira Mathai dan member WRI lainnya.
Baca Juga: Baru Saja Diresmikan Plt Gubernur Audy Joinaldy, Inilah Lokasi Titik Nol Kilometer Sumbar
“Sebagian besar wilayah Sumbar adalah kawasan hutan, yaitu sebanyak 58 persen. Dari jumlah itu, 20 persen di antaranya adalah hutan lindung. Selain itu, kita di Sumbar memiliki ribuan nagari atau desa, yang 80 persen di antaranya berada di sekitar kawasan hutan. Artinya, masyarakat kita tinggal di kawasan sekitar hutan, dan melakukan aktivitas perekonomian di kawasan itu,” ujar Audy.
Oleh karena itu, sambung Audy, ketergantungan Sumbar terhadap kawasan hutan sangat tinggi, dan hutan di Sumbar juga termasuk hutan yang sangat terjaga.
Pemprov Sumbar sangat fokus pada pengembangan perhutanan sosial, karena terdapat potensi besar ekonomi yang bisa dimanfaatkan masyarakat. Di sisi lain masyarakat juga menjadi aktor utama dalam menjaga hutan.
Sumbar adalah provinsi pertama yang memiliki Peraturan Daerah (Perda) tentang Perhutanan Sosial. “Ini bentuk komitmen dan keseriusan kita dalam pemberdayaan hutan dan masyarakat yang tinggal di kawasan hutan. Sejauh ini jumlah kawasan perhutanan sosial kita mencapai 390 ribu hektare dengan lebih 250 unit usaha yang bergiat di dalamnya,” ucap Audy lagi.