PADANG, SuaraRantau.Com–Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah, menegaskan bahwa peningkatan pemahaman masyarakat terhadap nilai adat dan budaya harus terus dilakukan secara berkelanjutan.
Hal itu disampaikan Mahyeldi saat membuka Bimbingan Teknis (Bimtek) Penguatan Adat dan Budaya Minangkabau yang digelar oleh Dinas Kebudayaan Sumbar di Museum Adityawarman, Selasa (11/6). Bimtek mengusung tema “Dari Niniak Turun ka Mamak, dari Mamak Turun ka Kamanakan”.
“Sektor kebudayaan salah satu urusan wajib yang tidak bisa diselip-selipkan ke dalam urusan lainnya. Pemprov Sumbar terus berkomitmen memperkuat pemahaman dan penerapan nilai adat dan budaya Minangkabau yang menjadi identitas kita,” ujar Mahyeldi.
Terlebih, sambung Mahyeldi, melalui Undang-Undang (UU) Nomor 17 Tahun 2022 tentang Provinsi Sumbar, Pemerintah Pusat menegaskan pengakuannya eksistensi adat dan budaya Minangkabau di Sumbar, dengan falsafah Adat Basandi Syarak-Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK) sebagai salah satu karakteristik masyarakat Sumbar.
Baca Juga: Gubernur Sumbar Minta OPD Miliki Program Pembinaan Generasi Muda, Berikut Pertimbangannya
“Kehadiran UU tersebut memberikan keleluasaan bagi kita untuk terus merawat, memperkuat pemahaman, serta mengimplementasikan adat dan budaya dalam kehidupan sehari-hari. Seperti pemahaman Adat Salingka Nagari, yang menunjukkan begitu kuatnya ikatan emosional kita bernagari,” ujarnya.
Mahyeldi menekankan, Pemprov Sumbar akan terus berupaya meluncurkan berbagai program dan kegiatan yang bertujuan meningkatkan pemahaman akan nilai adat dan budaya. Termasuk, pengembangan fungsi Kompleks Masjid Raya Sumbar sebagai salah satu pusat pendidikan adat dan budaya Minang di Sumbar.
Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar Jefrinal Arifin menyampaikan, bimtek tersebut berlangsung selama tiga hari, sejak Senin hingga Rabu (10-12/6). Total 300 peserta turut mengikuti bimtek yang digelar atas kerja sama Dinas Kebudayaan Sumbar dengan Pokok Pikiran (Pokir) Anggota DPRD Sumbar, Gustami Hidayat.