PADANG, SR–Hari pertama event Kaba Festival tahun 2001, Senin malam (1/11) di Ladang Nan Jombang, Balai Baru, Kota Padang menghadirkan penampilan pertunjukan musik tunggal oleh Iwan Altajaru dari Jakarta.
Dengan ditemani alat musik mirip selo dan biola, yang diberi nama rebi. Alat musik yang juga terlihat seperti rabab ini dibuat sendiri dengan bentuk yang khas. Dengan menggunakan alat musik unik ini Iwan Altajaru menampilkan karya “Rebiku”.
Di mana dengan kombinasi beragam suara jeritan dengan bunyi alat musik selo dan ranting yang patah, Iwan Altajaru menghasilkan karya seni yang menghentak keheningan malam itu.
Usai pertunjukan musik tunggal Iwan Altajaru, kemudian dilanjutkan dengan pertunjukan musik orkestrayang dibawakan oleh D’Tradisi dari Medan.
D’Tradisi yang dibentuk Brevin Tarigan memperkenalkan musik tradisi Karo secara luas dengan mengkombinasikan musik tradisi Karo dengan musik modern.
Kaba Festival 2021 Resmi Dibuka, Khairul Jasmi: Indeks Pembangunan Kebudayaan di Sumbar Masih Rendah
Selain itu, penampilan dari D’ Tradisi berhasil mengadopsi idiom-idiom dari tradisi karo dan memainkannya dengan berbagai teknik dari setiap instrument dalam komposisinya.
Tuan rumah juga tidak mau kalah. Nan Jombang Dance Company selaku tampil begitu memukau di hadapan puluhan penonton yang hadir.
Nan Jombang Dance Company menampilkan seni tari yang berjudul “Himbauan Suara Tubuh,” dengan koreografer Ery Mefri. Himbauan Suar Tubuh menceritakan tentang firasat yang memberikan kabar terhadap kehadirian gerak dan bunyi yang mulai diragukan.
Tentu saja, selaku tuan rumah, Nan Jombang Dance Company telah mendapat tempat di hati penggemarnya.
Sebelumnya, Direktur Kaba Festival 2021, Angga Djamar menjelaskan, Kaba Festival 2021 merupakan ruang untuk memberikan kabar kepada dunia yang dilaksanakan setiap tahun. Selain itu, Kaba Festival menampilkan seni pertunjukan kontemporer berbasis tradisi dan sebagai muara dari kreativitas menggilai proses.